28 Mei 2012

Peta Pulau Bangka (3)


Malam Ahad lalu 26 Mei 2012, saya riding tandem dengan teman saya Hakim. Riding malam saya sekian kalinya. Mengenai impresinya, saya kira sama dengan riding malam saya sebelumnya, jalanan sepi, hanya lampu motor yang menerangi. Berangkat setelah Maghrib dan pulang jam 10.45 malam.

Beberapa posting juga menggambarkan keadaan jalan di rute yang saya lalu malam itu diantaranya Tour de Bangka, Maras Night Touring, dan Short Way Up.

Mengambil rute utara Pulau Bangka, saya menambah Peta Pulau Bangka yang sedang saya susun,
tanpa banyak berkata, berikut petanya.


Rute yang baru ditempuh/ditambahkan adalah yang berwarna hijau, ini link lengkapnya nya http://goo.gl/maps/CLEM

Lebih enak dibuka dengan Aplikasi Google Earth, anda bisa mendownload-nya pada link di atas.

26 Mei 2012

Rute Tegal - Owabong

Libur panjang kemarin (17-20 Mei 2012) tidak kami sekeluarga sia-siakan. Dari dulu saya memang ingin ke Owabong, sebuah lokasi objek wisata air yang berada di pegunungan. Dengan air yang diambil langsung dari mata airnya, Owabong menjanjikan sensasi kesegaran yang lain dibanding kolam renang biasa.

Berangkat melalui Pemalang, pulang lewat Jatinegara. Perjalanan melewati Jatinegara sudah sedikit saya ulas di postingan sebelumnya. Lewat Pemalang, jalanan relatif sempit hanya cukup untuk dua mobil berpapasan. jalan cukup halus, dengan gelombang di sana-sini, tipikal jalanan di pegunungan, yang jarang ada perbaikan menyeluruh kecuali hanya tambal sana-sini saja.

Tanpa banyak bicara lagi berikut petanya, siapa tahu berguna bagi anda yang berangkat dari Tegal


Link petanya bisa di klik di sini.

Saya akui, saya melakukan kesalahan saat mengambil jalur. Ini disebabkan dalam benak saya kalau ke Owabong pasti ke Moga dulu, rupanya tanpa perlu ke Moga bisa langsung ke Belik. Dan jika di suruh mengulangi rute Randudongkal-Moga-Belik lagi, saya angkat tangan, nyerah, jalannya bener2 rusak parah. Walau tak separah Slawi Jatinegara, tapi karena jauhnya jalan, perjalanan menjadi sangat membosankan dan memabukkan dengan goncangan tanpa henti dalam kabin mobil saya.

Kenapa saya ke Moga dulu, dan kenapa titik awal di Randudongkal tidak menyambung dengan perjalanan saya dari Tegal, ini karena saya ke Jatinegara dulu menjemput anak pengasuh kami yang rencananya juga diajak ke Owabong. Seharusnya, dari Jatinegara sampai ke Randudongkal, belok ke kiri (ada petunjuk jalan ke arah Purwokerto), tapi saya belok ke kanan ke arah Moga, di sini kesalahan saya yang ditebus dengan perjalanan panjang yang melelahkan.

Rute Belik Bojongsari didominasi jalan yang sempit yang cukup untuk dua mobil berpapasan saja, dan melebar setelah memasuki Kota Bobotsari. Kondisi dari Kota Bobotsari menuju objek wisata Owabong juga lebih baik, lebih lebar dan ramai.

Akhirnya perjalanan berangkat yang melelahkan, membosankan dan memabukkan tadi tertebus karena janji Owabong menghadirkan kesegaran benar adanya.Kami sekeluarga benar-benar puas bermain air di sana. Termasuk si kecil Ayesha yang ikutan menceburkan diri walau sebentar.

Pulangnya, sekitar jam setengah empat sore, dengan kesegaran dan keceriaan kami pun pulang, seraya bertekad mengulanginya kembali lain waktu.



Link peta pulangnya bisa di klik di sini

Kali ini perjalanan melewati Belik-Randudongkal, tidak lagi lewat Moga.

Jiak anda mencari rute lewat Petunjuk Arah dari Google Maps, anda akan disuguhi rute melalui Jatinegara, mungkin ini lah jarak terdekat menurut Google yang dapat ditempuh. tapi ingat jalan Slawi - Jatinegara benar-benar tidak bersahabat bagi kendaraan anda.

Sedangkan jika melalui Pemalang, rutenya lebih jauh. menurut Google via Pemalang adalah 95 kilometer, sedangkan lewat Jatinegara 79 kilometer.

Demikian Rute Tegal ke Owabong. Selamat berlibur ke Owabong bagi anda yang berniat ke sana.


25 Mei 2012

Bagai Samurai tanpa Pedang

Itulah ibarat seorang rider/biker tanpa sepeda motor.

Saat membaca berita Kang JJ kehilangan motornya, BMW R1150GS Adventure, di Belanda, saya teringat duo rider pasangan suami istri dari Singapura yang juga kehilangan sepeda motornya, sebuah Honda Africa Twin, di Malaysia.

Kang JJ dan motornya


Keduanya hampir sama kejadiannya, kehilangan motor di detik-detik terakhir sebelum keberangkatannya berkeliling dunia.

Pasangan suami istri Singapura ini akhirnya nekat menyiapkan motor lainnya dengan varian yang sama.

it's just like u are training for a sword fight for two years. just 2 months before the fight u lost the sword, how would u feel?!?!?!
Padahal dia sudah menyiapkannya selama dua tahun untuk perjalanan keliling dunia-nya. Memodifikasi, mengetes dan berbagai perbaikan telah dilakukannya.



Sedangkan kang JJ, juga kehilangan motornya saat mengetes motornya kembali setelah menyelesaikan solo ridingnya di tahun 2006-2008. Motor tersebut dititipkan pada temannya di Belgia. Pengetesan ini dilakukan kang JJ yang punya nama asli Jeffrey Polnaja, untuk memastikan bahwa motor ini secara teknis siap menemani penjelajahan keliling kedua yang tak kalah menantang dari misi pertama Ride for Peace. 

Setiap kehilangan pasti akan sangat membekas dalam diri seseorang, apalagi kehilangan barang-barang yang sangat berkesan, mempunyai kilasan pengalaman bersama yang tak mungkin diulang, serta punya sejarah yang nilainya melampaui harga barang tersebut.


Tapi yang dapat kita ambil hikmah dari kedua peristiwa tersebut, keduanya tetap bertekad melanjutkan perjalanannya. Pasangan Singapura ini sudah menyelesaikan perjalanan keliling dunianya, dengan motor yang sama yang mereka namai Hope Two. Dimulai dari Singapura, Timur Tengah, Eropa, Lanjut ke Amerika Selatan, Amerika Utara, kemudian Australia, menyusuri Jawa dan Sumatera dan kembali ke Singapura.


Dan Kang Jeffrey tetap bakal melanjutkan perjalanannya dari Eropa ke membelah Rusia lanjut ke Amerika dengan jenis motor yang sama, dan berharap diperbolehkan menggunakan nomor polisi yang sama D 5010 JJ, yang artina dari Bandung mengadakan perjalanan solo (5010) dan JJ inisial namanya.


Selamat berjuang Kang JJ.



22 Mei 2012

Parahnya Jalan Slawi-Jatinegara

Kamis libur panjang kemarin, kami sekeluarga berwisata ke Owabong, obyek wisata di daerah Purbalingga Jawa Tengah.


Perjalanan berangkat kami lalui lewat Pemalang lalu terus ke selatan. memasuki Randudongkal. Perjalanan pulang saya mencoba lewat jalur Slawi-Jatinegara. Ternyata pilihan saya salah, jalan di sini benar-benar hancur. Padahal saat itu saya melewatinya setelah sholat maghrib di Jatinegara di rumah yang momong anak-anak saya. Kondisi malam hari menambah seramnya jalanan ini, setelah sebelumnya melewati hutan jati yang cukup panjang dan berkelok-kelok.

Lubang-lubang menganga di sepanjang tiga kilometer. Jika anda dari arah Slawi jalan rusak ini dimulai di Desa Dukuhjati Kecamatan Kedung Banteng, sampai Desa Penujah di kecamatan yang sama. Walaupun dalam jarak yang pendek, jalan ini menjadi momok yang sangat dihindari pengguna jalan kecuali benar-benar terpaksa karena jika memutar terlalu jauh.

Siang hari, dua hari setelah pulang dari Owabong, saya kembali melewati jalan ini untuk menjemput pengasuh anak saya. Ternyata di sana terlihat beberapa lokasi bukit yang sudah terpapras separo. Saat itu jumlah truk pengangkut hasil galian bukit itu jauh lebih banyak dari saat melewatinya malam hari. Di jalan ini setidaknya saya melihat ada tiga papan yang menginformasikan bahwa tempat tersebut adalah lokasi pertambangan galian C, padahal izin pertambangan telah dihentikan oleh dinas terkait.

Menurut tetangga pengasuh saya, banyak sepeda motor mengalami kecelakaan di sana. Banayak kerugian ekonomi gara-gara jalan rusak ini, mulai dari terhambatnya mobilisasi warga dan barang hasil produksi, hingga makin seringnya sparepart kendaraan yang harus diganti karena terlalu sering melewati jalan rusak dan berdebu.

Sedih saya melewati jalan ini, kendaraan sejenis sedan mungkin kandas jika lewat di sini. Padahal dulu jalan ini sangat enak dilewati. Saat lulus kuliah menunggu penempatan kerja saya sering jalan-jalan ke sini.

http://fncounter.wordpress.com/2012/02/12/keselamatan-diri-dimana-harus-mengeluh/

Semoga para pengusaha tambang ini mau bertanggung jawab atas rusak parahnya jalan ini. Sebelum masyarakat di sana makin memuncak kemarahannya dan mengambil sikapnya sendiri.

http://g.co/maps/6agt8

11 Mei 2012

Peta Pulau Bangka (2)

Setelah melewati tiga etape touring malam hari seperti pada postingan-postingan sebelumnya, saya akhirnya menambahkan beberapa peta ke peta bangka yang sebelumnya saya posting.

Tanpa banyak kata-kata lagi, berikut petanya :

Peta Pulau Bangka (con't)
Jika ingin melihat versi online peta di atas silahkan klik ke link berikut

Peta ini akan terus di-update selama saya masih diberi kesempatan oleh ALLAH untuk menjajal kembali jalan-jalan di Pulau Bangka.

10 Mei 2012

Solo Night-Touring (3rd stage)

Touring malam berikutnya agak berjarak dengan kedua touring malam sebelumnya, tepatnya tanggal (7 Mei 2012). Selepas kerja hari senin itu, saya segera melajukan Jalibang ke arah Sungailiat. Saya bertekad melanjutkan meretas jalan di Kabupaten Bangka ini, dan planning saya start di Pemali dan berakhir di Puding Besar.

Saya memulainya di Desa Riding Panjang yang di posting sebelumnya say melewatinya selepas isya. Kali ini saya melewatinya saat matahari masih bersinar redup. Ternyata jalanan menjadi tidak seseram kalau malam, terutama di dua spot di stage sebelumnya.

Saya Sholat Maghrib di desa Air Duren Pemali, di masjid di samping Gedung Serba Guna. Selepas sholat saya menyiapkan diri touring malam sebenarnya, karena rute ini lumayan lebih panjang dari kedua rute sebelumnya dan saya tidak familier dengan rute ini. Dulu saya pernah melewatinya bersama si Tibu, tapi saat siang hari, dan saya sudah lupa sama sekali rute tersebut apalagi sekarang malam hari.

09 Mei 2012

Solo Night-Touring (2nd stage)

Hari berikutnya dari stage pertama (2 Mei 2012) saya jalan sore lagi. Selepas absen sore saya segera meluncur ke arah barat. Saya bermaksud merekam jejak dengan rute Pangkalpinang-Puding Besar-Sempan-Sungailiat.


Pangkalpinang Puding Besar jalanan agak rame karena pas jam pulang kerja. Sampai di Puding Besar yang berjarak 30 km-an dari Pangkalpinang sudah memasuki waktu maghrib. Tapi saya terus melajukan Jalibang memasuki jalanan sepi yang menembus hutan-hutan sawit. Banyak sekali hewan-hewan kecil beterbangan sesekali menghantam muka. tetapi kacamata saya lepas dan mata agak menyipit agar refleks mata menutup lebih cepat.

Ternyata jalan ini ramai orang pulang dari kebon. Rombongan keluarga membawa perbekalan pulang ke rumah berbonceng-boncengan. Saya agak mengebut melalui jalan ini, karena belum sholat maghrib, akhirnya saya sholat maghrib di Desa Sempan. Jarak Puding Besar sampai Desa Sempan sekitar 11 km-an.

08 Mei 2012

Solo Night-Touring (1st stage)

Suntuk karena kerjaan dan kangen rumah, akhirnya saya mencari pelarian dengan hal yang rada gila. Touring malam, sendirian, di jalan yang baru jadi.

Tanggal 1 Mei kemarin, selepas sholat maghrib di Masjid Al-Furqon Bukit Baru saya nekat melajukan si Jalibang menjajal Jalan Lintas Timur Bangka malam hari.

Satu-dua kendaraan masih saya temui menjelang Jembatan Baturusa 3. Selepas jembatan jalanan berubah jadi jalanan lengang tanpa ada satu kendaraan pun. Progress pengejrjaan Jalintin ini lumayan cepat, terakhir saya melewati ini di touring sebelumnya, ada beberapa jalan yang diaspal tetapi masih berupa kerikil kasar. Malam itu jalan selepas jembatan sudah mulus, full hotmix, kalau seberang jembatan sisi pangkalpinang memang belum jadi masih dalam pengerjaan.

06 Mei 2012

Jalan Lintas Timur Bangka

Dalam tulisan saya yang lalu saya sudah menjajal Jalan Lintas Timur Pulau Bangka. tetapi saya saat itu belum melakukan tracking GPS

Pekan yang lalu, saya mencoba melalui-nya kembali, bahkan saya melaluinya saat malam hari!. Trip reportnya segera menyusul. Kalau ada yang mau melihat-lihat di peta silahkan ikuti link ini, http://g.co/maps/q9pxn, 
di link di atas bisa dilihat data-data perjalanannya, berikut hasilnya :

Created by My Tracks on Android.
Total distance: 36,87 km (22,9 mi)
Total time: 48:58
Moving time: 48:19
Average speed: 45,17 km/h (28,1 mi/h)
Average moving speed: 45,78 km/h (28,4 mi/h)
Max speed: 66,60 km/h (41,4 mi/h)
Min elevation: 18 m (59 ft)
Max elevation: 56 m (185 ft)
Elevation gain: 187 m (614 ft)
Max grade: 7 %
Min grade: -6 %
Recorded: Sel Mei 01 18:29:40 GMT+07:00 2012


Saya mulai merekan di depan Kompleks perumahan Greenland dan berakhir di pertigaan di Jalan Jend. Sudirman Sungailiat.

02 Mei 2012

Rekor Harga Pertamax di Bangka



Isu kenaikan BBM bersubsidi awal April lalu berimbas pada kenaikan harga BBM non-subsidi.

Di tengah harga minyak dunia yang melambung, pemerintah memang tidak punya pilihan lain untk menaikkan harga BBM, maka sasarannya adalah BBM non-subsidi yang memang harganya menyesuaikan harga pasar.

April lalu harga Pertamax mencapai puncaknya di Pulau Bangka. Satu liter Pertamax harus ditebus dengan harga Rp.10.800,-. tapi alhamdulillah awal Mei ini harga turun menjadi RP.10.450,-

Rekor ini memecahkan harga psikologis yang pernah di capai, seperti yang pernah saya tulis sebelumnya.


Published with Blogger-droid v2.0.1

01 Mei 2012

Peta Pulau Bangka (1)

Sabtu kemarin (21/04/2012) saya solo touring ke selatan Bangka. Dulu saya sudah pernah solo touring juga, tapi tanpa melakukan GPS Tracking, kali ini saya meniatkan supaya ada jejak perjalanan saya yang tertinggal.

Akhirnya saya berhasil menggabungkan peta/rute utama di Kab. Bangka Tengah
di sini link-nya

Kalo anda membaca postingan ini menggunakan PC dan koneksi anda cukup kencang, silahkan jelajahi peta di atas lebih lanjut, di peta di atas terdiri dari dua halaman, jadi kurang enak dilihatnya, lebih enak kalau anda mendownload file *.kml peta diatas dan membukanya dengan program GoogleEarth.

Tapi saya melampirkan peta hasil touring saya kemarin

Peta di atas adalah jejak perjalanan saya yang dikumpulkan menjadi satu peta. Saya meniatkan diri membuat peta dengan melakoni jalan-jalan di Pulau Bangka. Jadi tunggu saja peta-peta berikutnya.

Peta-peta terbaru bisa di lihat di Beranda blog ini.